Sumber: www.Liputan6.com, Jakarta
Kenaikan bahan bakar minyak (BBM)
- Rencananya, harga bahan bakar minyak (BBM) akan mengalami penyesuaian pada bulan depan. Ini seiring dimulainya pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.Bersamaan dengan kenaikan harga BBM ini, dipastikan ikut mendorong harga sejumlah barang lain. Maklum, selama ini harga BBM masuk dalam komponen biaya produksi. Alhasil, jika harga BBM naik maka masyarakat juga harus mengeluarkan kocek lebih dalam untuk membeli bahan kebutuhan pokok dan lainnya.Artikel bertajuk "BBM Naik Rp 3.000 per Liter, Harga Barang Melonjak 5%" menjadi tulisan yang paling menarik perhatian pembacaLiputan6.com. Berikut daftar lengkap 5 artikel paling banyak dibaca di kanal bisnis: 1. BBM Naik Rp 3.000 per Liter, Harga Barang Bakal Melonjak 5%Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengungkapkan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi akan berdampak kepada harga barang-barang. Kenaikan harga barang tersebut sebagai langkah antisipasi para pengusaha karena pembengkakan biaya operasional."Kami sudah itung-itungan. Jadi harga BBM naik, harga barang ikut naik. Kalau harga BBM naik Rp 3.000, maka kenaikan harga mulai 5 persen," ujarnya Ketua Umum Apindo, Sofjan Wanandi.
Minggu, 09 November 2014
TUGAS 2
a. Etika Teleologi dari kata Yunani, telos = tujuan, Mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.
Dua aliran etika teleologi :
– Egoisme Etis
– Utilitarianisme
Egoisme Etis Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.Utilitarianismeberasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”.Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
Contoh : kewajiban untuk menepati janji
b. Deontologi
Dalam pemahaman teori Deontologi memang terkesan berbeda dengan Utilitarisme. Jika dalam Utilitarisme menggantungkan moralitas perbuatan pada konsekuensi, maka dalam Deontologi benar-benar melepaskan sama sekali moralitas dari konsekuensi perbuatan. ”Deontologi” ( Deontology ) berasal dari kata dalam Bahasa Yunani yaitu : deon yang artinya adalah kewajiban. Dalam suatu perbuatan pasti ada konsekuensinya, dalam hal ini konsekuensi perbuatan tidak boleh menjadi pertimbangan. Perbuatan menjadi baik bukan dilihat dari hasilnya melainkan karena perbuatan tersebut wajib dilakukan. Deontologi menekankan perbuatan tidak dihalalkan karena tujuannya. Tujuan yang baik tidak menjadi perbuatan itu juga baik. Di sini kita tidak boleh melakukan suatu perbuatan jahat agar sesuatu yang dihasilkan itu baik, karena dalam Teori Deontologi kewajiban itu tidak bisa ditawar lagi karena ini merupakan suatu keharusan.
Contoh : kita tidak boleh mencuri, berbohong kepada orang lain melalui ucapan dan perbuatan.
Sumber: http://dildonk.wordpress.com/2011/10/10/pengertian-contoh-dari-etika-teleologi-deontologi-teori-hak-teori-keutamaan/
Dua aliran etika teleologi :
– Egoisme Etis
– Utilitarianisme
Egoisme Etis Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.Utilitarianismeberasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”.Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
Contoh : kewajiban untuk menepati janji
b. Deontologi
Dalam pemahaman teori Deontologi memang terkesan berbeda dengan Utilitarisme. Jika dalam Utilitarisme menggantungkan moralitas perbuatan pada konsekuensi, maka dalam Deontologi benar-benar melepaskan sama sekali moralitas dari konsekuensi perbuatan. ”Deontologi” ( Deontology ) berasal dari kata dalam Bahasa Yunani yaitu : deon yang artinya adalah kewajiban. Dalam suatu perbuatan pasti ada konsekuensinya, dalam hal ini konsekuensi perbuatan tidak boleh menjadi pertimbangan. Perbuatan menjadi baik bukan dilihat dari hasilnya melainkan karena perbuatan tersebut wajib dilakukan. Deontologi menekankan perbuatan tidak dihalalkan karena tujuannya. Tujuan yang baik tidak menjadi perbuatan itu juga baik. Di sini kita tidak boleh melakukan suatu perbuatan jahat agar sesuatu yang dihasilkan itu baik, karena dalam Teori Deontologi kewajiban itu tidak bisa ditawar lagi karena ini merupakan suatu keharusan.
Contoh : kita tidak boleh mencuri, berbohong kepada orang lain melalui ucapan dan perbuatan.
Sumber: http://dildonk.wordpress.com/2011/10/10/pengertian-contoh-dari-etika-teleologi-deontologi-teori-hak-teori-keutamaan/
Langganan:
Postingan (Atom)