Contoh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
Sebagai peserta dalam melaksanakan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, banyak perusahaan yang telah melaksanakan CSR di berbagai aspek dalam masyarakat, salah satunya adalah yang dilakukan oleh Rabobank selaku bank asing yang merupakan salah satu bank dengan pengamanan paling maksimal di dunia.“Sharing knowledge and working together towards a sustainable future” atau berbagi pengetahuan dan bekerjasama menuju masa depan yang berkelanjutan menjadi acuan dari Rabobank dalam menjalankan bisnisnya di seluruh dunia. Di manapun Rabobank beroperasi visinya terhadap prinsip keberlanjutan diterapkan juga melalui program tanggung jawab social (CSR) perusahaannya. Apa yang dilakukan RII merupakan wujud dan komitmen Rabobank pada prinsip-prinsip keberlanjutan terkait pangan dan agribisnis sekaligus bagaimana RII dapat menjadi pemberi solusi di suatu lingkungan masyarakat. Seperti Rabobank Group, RII ingin memberikan kontribusi terhadap peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.Karena itu, di RII program CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan di bawa ke dalam bisnis inti dan cara beroperasi. Dalam penerapannya, RII memastikan penggunaan yang bijak atas sumber daya yang langka, menerapkan kebijaksanaan pembelian yang tegas, dan mengembangkan kriteria dalam menentukan nasabah dan calon nasabah potensial terkait aktivitas-aktivitas bisnis yang dilakukannya.Dalam hal tanggung jawab perusahaan, di Indonesia terdapat inisiatif-insiatif lokal dari RII dan juga inisiatif-inisiatif yang datang dari Rabobank Group yang dilakukan dengan dukungan Rabobank Foundation yang semuanya bertujuan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.Rabobank Foundation adalah bagian dari Rabobank Group yang sangat berpengalaman dalam mengelola proyek yang berhubungan dengan koperasi, perbankan dan pertanian. Dalam banyak kasus, dukungan diberikan secara berintegrasi dengan cabang-cabang Rabobank, RIAS (Rabobank International Advisory Services), dan nasabah Rabobank. Rabobank Foundation didirikan tahun 1973 dan mendukung lebih dari 150 proyek setahun di seluruh dunia. Aktivitas Rabobank Foundation telah menyentuh lebih dari 3,5 juta orang di seluruh dunia. Rabobank Foundation secara aktif berupaya meningkatkan taraf hidup masyarakat di 25 negara berkembang termasuk Indonesia. Aktivitasnya fokus kepada micro-financing dan pengembangan rantai pasok yang berkelanjutan.Pada tahun 2010 ini terdapat 20 inisiatif CSR yang dilaksanakan di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah:Beasiswa IPBSejalan dengan komitmen RII untuk mendukung program pendidikan dan berbagi pengetahuan, RII memberikan beasiswa kepada 6 orang mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB). Ke enam orang mahasiswa tersebut mendapatkan beasiswa untuk membiayai pendidikannnya selama di IPB yang mencakup uang sekolah, biaya hidup, buku dan penelitian untuk membuat tugas akhir.Sebagai bank yang fokus di bidang Food and Agribusiness, RII memberikan perhatian besar untuk mendukung mahasiswa-mahasiswa IPB yang di masa depan akan menentukan kebijakan pertanian di Indonesia dan memajukan agribisnis. Penyerahan beasiswa dilakukan di Jakarta oleh anggota Dewan DIreksi RII.“Rabobank Cinta Lingkungan” mengajarkan murid-murid SD bertanam sayurRII mengadakan kegiatan Green-CSR yang diberi nama “Rabobank Cinta Lingkungan”.Latar belakang Rabobank Cinta Lingkungan adalah kurangnya budaya yang mendukung terciptanya lingkungan yang baik. Tidak seperti inisiatif hijau yang umumnya menanam tanaman yang hidup untuk jangka panjang dan penghijauan, program ini akan mengajarkan siswa sekolah dasar bagaimana menanam sayuran dari bibit yang berkaitan karena dengan kurikulum sekolah. Program ini ikuti oleh 10 Sekolah Dasar yaitu SD Annisa Bintaro, SD. Asisi Tebet, SD Dian Harapan Daan Mogot, SD Mutiara Bangsa Poris, SD St. Angela Bandung, SD Xaverius Teluk Betung , SD Maria Assumpta Klaten, SD. Kanisius Klaten, SD YPPI Tunjungan dan SD Xin Zhong dengan. Sebanyak siswa 2.700 siswa belajar menanam, merawat hingga memanen bayam merah. Kegiatan ini mendapat sambutan yang baik dari pihak sekolah maupun siswa karena merupakan cara belajar yang menarik dimana siswa dapat langsung mempraktekkan cara bercocok tanam yang baik dan benar. Siswa yang berhasil memanen bayam dengan hasil yang baik mendapatkan hadiah voucher tabungan dari RII.Program biogas untuk Koperasi Peternak Susu Bandung Utara (KPSBU)Dasar pemikiran dilaksanakannya program biogas ini adalah banyaknya peternak sapi penghasil susu di daerah ini. Kotoran sapi yang dihasilkan cukup banyak dan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas yang merupakan sumber energi alternatif ramah lingkungan. Gas dari kotoran hewan dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga seperti memasak sehingga mengurangi pengeluaran petani untuk membeli gas alam. Program biogas ini dilaksanakan dengan bermitra dengan kedutaan Belanda di Indonesia dan Hivos untuk menyediakan alat untuk memproses kotoran sapi dengan teknologi fermentasi gas metana sederhana menjadi energi alternatif. Saat ini sekitar 150 rumah tangga telah menggunakan biogas untuk rumah tangga. Selain itu pupuk yang dihasilkan dari proses ini memberikan hasil yang sangat baik untuk tanaman sayur-mayur.Selain program beasiswa IPB, biogas, dan penanaman bayam merah di sekolah-sekolah, program-program lain yang dilakukan adalah program pembiayaan dan bantuan teknik untuk petani, peternak dan anggota koperasi yang dilakukan di Lombok, Jogyakarta, Toraja, Tomohon, Malang, Jakarta, Jember, Pengalengan, Bogor, dan Medan.http://www.rabobank.co.id/content/about_us/csr/
Kamis, 18 Desember 2014
Kelompok 2
Tanggung jawab sosial perusahaan
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau deviden, melainkan juga harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang. Dengan pengertian tersebut, CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya
1. Analisis dan pengembangan
Ini yang menjadi perhatian terbesar dari peran perusahaan dalam masyarakat telah ditingkatkan yaitu dengan peningkatan kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan dan masalah etika. Masalah seperti perusakan lingkungan, perlakuan tidak layak terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan ketidak nyamanan ataupun bahaya bagi konsumen adalah menjadi berita utama surat kabar. Peraturan pemerintah pada beberapa negara mengenailingkungan hidup dan permasalahan sosial semakin tegas, juga standar dan hukum seringkali dibuat hingga melampaui batas kewenangan negara pembuat peraturan (misalnya peraturan yang dibuat oleh Uni Eropa. Beberapa investor dan perusahaam manajemen investasi telah mulai memperhatikan kebijakan CSR dari Surat perusahaan dalam membuat keputusan investasi mereka, sebuah praktek yang dikenal sebagai "Investasi bertanggung jawab sosial" (socially responsible investing).Banyak pendukung CSR yang memisahkan CSR dari sumbangan sosial dan "perbuatan baik" (atau kedermawanan seperti misalnya yang dilakukan oleh Habitat for Humanity atau Ronald McDonald House), namun sesungguhnya sumbangan sosial merupakan bagian kecil saja dari CSR. Perusahaan di masa lampau seringkali mengeluarkan uang untuk proyek-proyek komunitas, pemberian beasiswa dan pendirian yayasan sosial. Mereka juga seringkali menganjurkan dan mendorong para pekerjanya untuk sukarelawan (volunteer) dalam mengambil bagian pada proyek komunitas sehingga menciptakan suatu itikad baik di mata komunitas tersebut yang secara langsung akan meningkatkan reputasi perusahaan serta memperkuat merek perusahaan. Dengan diterimanya konsep CSR, terutama triple bottom line, perusahaan mendapatkan kerangka baru dalam menempatkan berbagai kegiatan sosial di atas.Kepedulian kepada masyarakat sekitar/relasi komunitas dapat diartikan sangat luas, namun secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas. CSR bukanlah sekedar kegiatan amal, di mana CSR mengharuskan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh memperhitungkan akibat terhadap seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) perusahaan, termasuk lingkungan hidup. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk membuat keseimbangan antara kepentingan beragam pemangku kepentingan eksternal dengan kepentingan pemegang saham, yang merupakan salah satu pemangku kepentingan internal."dunia bisnis, selama setengah abad terakhir, telah menjelma menjadi institusi paling berkuasa di atas planet ini. Institusi yang dominan di masyarakat manapun harus mengambil tanggung jawab untuk kepentingan bersama....setiap keputusan yang dibuat, setiap tindakan yang diambil haruslah dilihat dalam kerangka tanggung jawab tersebut [1]Sebuah definisi yang luas oleh World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) yaitu suatu asosiasi global yang terdiri dari sekitar 200 perusahaan yang secara khusus bergerak di bidang "pembangunan berkelanjutan" (sustainable development) yang menyatakan bahwa:" CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat atau pun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya".[2].
2. Pelaporan dan pemeriksaan
Untuk menunjukkan bahwa perusahaan adalah warga dunia bisnis yang baik maka perusahaan dapat membuat pelaporan atas dilaksanakannya beberapa standar CSR termasuk dalam hal:Akuntabilitas atas standar AA1000 berdasarkan laporan sesuai standar John Elkington yaitu laporan yang menggunakan dasar triple bottom line (3BL)Global Reporting Initiative, yang mungkin merupakan acuan laporan berkelanjutan yang paling banyak digunakan sebagai standar saat ini.Verite, acuan pemantauanLaporan berdasarkan standar akuntabilitas sosial internasional SA8000Standar manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14000Di beberapa negara dibutuhkan laporan pelaksanaan CSR, walaupun sulit diperoleh kesepakatan atas ukuran yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam aspek sosial. Smentara aspek lingkungan--apalagi aspek ekonomi--memang jauh lebih mudah diukur. Banyak perusahaan sekarang menggunakan audit eksternal guna memastikan kebenaran laporan tahunan perseroan yang mencakup kontribusi perusahaan dalam pembangunan berkelanjutan, biasanya diberi nama laporan CSR atau laporan keberlanjutan. Akan tetapi laporan tersebut sangat luas formatnya, gayanya dan metodologi evaluasi yang digunakan (walaupun dalam suatu industri yang sejenis). Banyak kritik mengatakan bahwa laporan ini hanyalah sekadar "pemanis bibir" (suatu basa-basi), misalnya saja pada kasus laporan tahunan CSR dari perusahaan Enron dan juga perusahaan-perusahaan rokok. Namun, dengan semakin berkembangnya konsep CSR dan metode verifikasi laporannya, kecenderungan yang sekarang terjadi adalah peningkatan kebenaran isi laporan. Bagaimanapun, laporan CSR atau laporan keberlanjutan merupakan upaya untuk meningkatkan akuntabilitas perusahaan di mata para pemangku kepentingannya.
3. Alasan terkait bisnis (business case) untuk CSR
Skala dan sifat keuntungan dari CSR untuk suatu organisasi dapat berbeda-beda tergantung dari sifat perusahaan tersebut. Banyak pihak berpendapat bahwa amat sulit untuk mengukur kinerja CSR, walaupun sesungguhnya cukup banyak literatur yang memuat tentang cara mengukurnya. Literatur tersebut misalnya metode "Empat belas poin balanced scorecard oleh Deming. Literatur lain misalnya Orlizty, Schmidt, dan Rynes[3] yang menemukan suatu korelasi positif walaupun lemah antara kinerja sosial dan lingkungan hidup dengan kinerja keuangan perusahaan. Kebanyakan penelitian yang mengaitkan antara kinerja CSR (corporate social performance) dengan kinerja finansial perusahaan (corporate financial performance) memang menunjukkan kecenderungan positif, namun kesepakatan mengenai bagaimana CSR diukur belumlah lagi tercapai. Mungkin, kesepakatan para pemangku kepentingan global yang mendefinisikan berbagai subjek inti (core subject) dalam ISO 26000 Guidance on Social Responsibility--direncanakan terbit pada September 2010--akan lebih memudahkan perusahaan untuk menurunkan isu-isu di setiap subjek inti dalam standar tersebut menjadi alat ukur keberhasilan CSR.Hasil Survey "The Millenium Poll on CSR" (1999) yang dilakukan oleh Environics International (Toronto), Conference Board (New York) dan Prince of Wales Business Leader Forum (London) di antara 25.000 responden dari 23 negara menunjukkan bahwa dalam membentuk opini tentang perusahaan, 60% mengatakan bahwa etika bisnis, praktik terhadap karyawan, dampak terhadap lingkungan, yang merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) akan paling berperan. Sedangkan bagi 40% lainnya, citra perusahaan & brand image-lah yang akan paling memengaruhi kesan mereka. Hanya 1/3 yang mendasari opininya atas faktor-faktor bisnis fundamental seperti faktor finansial, ukuran perusahaan,strategi perusahaan, atau manajemen.Lebih lanjut, sikap konsumen terhadap perusahaan yang dinilai tidak melakukan CSR adalah ingin "menghukum" (40%) dan 50% tidak akan membeli produk dari perusahaan yang bersangkutan dan/atau bicara kepada orang lain tentang kekurangan perusahaan tersebut.[4]Secara umum, alasan terkait bisnis untuk melaksanakan biasanya berkisar satu ataupun lebih dari argumentasi di bawah ini:
4. Sumberdaya manusia
Program CSR dapat berwujud rekruitmen tenaga kerja dan mempekerjakan masyarakat sekitar. Lebih jauh lagi CSR dapat dipergunakan untuk menarik perhatian para calon pelamar pekerjaan [5], terutama sekali dengan adanya persaingan kerja di antara para lulusan. Akan terjadi peningkatan kemungkinan untuk ditanyakannya kebijakan CSR perusahaan, terutama pada saat perusahaan merekruit tenaga kerja dari lulusan terbaik yang memiliki kesadaran sosial dan lingkungan. Dengan memiliki suatu kebijakan komprehensif atas kinerja sosial dan lingkungan, perusahaan akan bisa menarik calon-calon pekerja yang memiliki nilai-nilai progresif. CSR dapat juga digunakan untuk membentuk suatu atmosfer kerja yang nyaman di antara para staf, terutama apabila mereka dapat dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan yang mereka percayai bisa mendatangkan manfaat bagi masyarakat luas, baik itu bentuknya "penyisihan gaji", "penggalangan dana" ataupun kesukarelawanan (volunteering) dalam bekerja untuk masyarakat.
5. Manajemen risiko
Manajemen risiko merupakan salah satu hal paling penting dari strategi perusahaan. Reputasi yang dibentuk dengan susah payah selama bertahun-tahun dapat musnah dalam sekejap melalui insiden seperti skandal korupsi atau tuduhan melakukan perusakan lingkungan hidup. Kejadian-kejadian seperti itu dapat menarik perhatian yang tidak diinginkan dari penguasa, pengadilan, pemerintah dan media massa. Membentuk suatu budaya kerja yang "mengerjakan sesuatu dengan benar", baik itu terkait dengan aspek tata kelola perusahaan, sosial, maupun lingkungan--yang semuanya merupakan komponen CSR--pada perusahaan dapat mengurangi risiko terjadinya hal-hal negatif tersebut.[6].
6. Membedakan merek
Di tengah hiruk pikuknya pasar maka perusahaan berupaya keras untuk membuat suatu cara penjualan yang unik sehingga dapat membedakan produknya dari para pesaingnya di benak konsumen. CSR dapat berperan untuk menciptakan loyalitas konsumen atas dasar nilai khusus dari etika perusahaan yang juga merupakan nilai yang dianut masyarakat.[7]. Menurut Philip Kotler dan Nancy Lee, setidaknya ada dua jenis kegiatan CSR yang bisa mendatangkan keuntungan terhadap merek, yaitu corporate social marketing (CSM) dan cause related marketing (CRM). Pada CSM, perusahaan memilih satu atau beberapa isu--biasanya yang terkait dengan produknya--yang bisa disokong penyebarluasannya di masyarakat, misalnya melalui media campaign. Dengan terus menerus mendukung isu tersebut, maka lama kelamaan konsumen akan mengenali perusahaan tersebut sebagai perusahaan yang memiliki kepedulian pada isu itu. Segmen tertentu dari masyarakat kemudian akan melakukan pembelian produk perusahaan itu dengan pertimbangan kesamaan perhatian atas isu tersebut. CRM bersifat lebih langsung. Perusahaan menyatakan akan menyumbangkan sejumlah dana tertentu untuk membantu memecahkan masalah sosial atau lingkungan dengan mengaitkannya dengan hasil penjualan produk tertentu atau keuntungan yang mereka peroleh. Biasanya berupa pernyataan rupiah per produk terjual atau proporsi tertentu dari penjualan atau keuntungan. Dengan demikian, segmen konsumen yang ingin menyumbang bagi pemecahan masalah sosial dan atau lingkungan, kemudian tergerak membeli produk tersebut. Mereka merasa bisa berbelanja sekaligus menyumbang. Perusahaan yang bisa mengkampanyekan CSM dan CRM-nya dengan baik akan mendapati produknya lebih banyak dibeli orang, selain juga mendapatkan citra sebagai perusahaan yang peduli pada isu tertentu.
7. Ijin usaha
Perusahaan selalu berupaya agar menghindari gangguan dalam usahanya melalui perpajakan atau peraturan. Dengan melakukan sesuatu 'kebenaran" secara sukarela maka mereka akan dapat meyakinkan pemerintah dan masyarakat luas bahwa mereka sangat serius dalam memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan, diskriminasi atau lingkungan hidup maka dengan demikian mereka dapat menghindari intervensi. Perusahaan yang membuka usaha di luar negara asalnya dapat memastikan bahwa mereka diterima dengan baik selaku warga perusahaan yang baik dengan memperhatikan kesejahteraan tenaga kerja dan akibat terhadap lingkungan hidup, sehingga dengan demikian keuntungan yang menyolok dan gaji dewan direksinya yang sangat tinggi tidak dipersoalkan.
8. Motif perselisihan bisnis
Kritik atas CSR akan menyebabkan suatu alasan dimana akhirnya bisnis perusahaan dipersalahkan. Contohnya, ada kepercayaan bahwa program CSR seringkali dilakukan sebagai suatu upaya untuk mengalihkan perhatian masyarakat atas masalah etika dari bisnis utama perseroan.
Nama : Evi.A
Kelas : 4 EA25
NPM : 12211531
Kelompok: 2
Sumber: http://id.m.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau deviden, melainkan juga harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang. Dengan pengertian tersebut, CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya
1. Analisis dan pengembangan
Ini yang menjadi perhatian terbesar dari peran perusahaan dalam masyarakat telah ditingkatkan yaitu dengan peningkatan kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan dan masalah etika. Masalah seperti perusakan lingkungan, perlakuan tidak layak terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan ketidak nyamanan ataupun bahaya bagi konsumen adalah menjadi berita utama surat kabar. Peraturan pemerintah pada beberapa negara mengenailingkungan hidup dan permasalahan sosial semakin tegas, juga standar dan hukum seringkali dibuat hingga melampaui batas kewenangan negara pembuat peraturan (misalnya peraturan yang dibuat oleh Uni Eropa. Beberapa investor dan perusahaam manajemen investasi telah mulai memperhatikan kebijakan CSR dari Surat perusahaan dalam membuat keputusan investasi mereka, sebuah praktek yang dikenal sebagai "Investasi bertanggung jawab sosial" (socially responsible investing).Banyak pendukung CSR yang memisahkan CSR dari sumbangan sosial dan "perbuatan baik" (atau kedermawanan seperti misalnya yang dilakukan oleh Habitat for Humanity atau Ronald McDonald House), namun sesungguhnya sumbangan sosial merupakan bagian kecil saja dari CSR. Perusahaan di masa lampau seringkali mengeluarkan uang untuk proyek-proyek komunitas, pemberian beasiswa dan pendirian yayasan sosial. Mereka juga seringkali menganjurkan dan mendorong para pekerjanya untuk sukarelawan (volunteer) dalam mengambil bagian pada proyek komunitas sehingga menciptakan suatu itikad baik di mata komunitas tersebut yang secara langsung akan meningkatkan reputasi perusahaan serta memperkuat merek perusahaan. Dengan diterimanya konsep CSR, terutama triple bottom line, perusahaan mendapatkan kerangka baru dalam menempatkan berbagai kegiatan sosial di atas.Kepedulian kepada masyarakat sekitar/relasi komunitas dapat diartikan sangat luas, namun secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas. CSR bukanlah sekedar kegiatan amal, di mana CSR mengharuskan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh memperhitungkan akibat terhadap seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) perusahaan, termasuk lingkungan hidup. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk membuat keseimbangan antara kepentingan beragam pemangku kepentingan eksternal dengan kepentingan pemegang saham, yang merupakan salah satu pemangku kepentingan internal."dunia bisnis, selama setengah abad terakhir, telah menjelma menjadi institusi paling berkuasa di atas planet ini. Institusi yang dominan di masyarakat manapun harus mengambil tanggung jawab untuk kepentingan bersama....setiap keputusan yang dibuat, setiap tindakan yang diambil haruslah dilihat dalam kerangka tanggung jawab tersebut [1]Sebuah definisi yang luas oleh World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) yaitu suatu asosiasi global yang terdiri dari sekitar 200 perusahaan yang secara khusus bergerak di bidang "pembangunan berkelanjutan" (sustainable development) yang menyatakan bahwa:" CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat atau pun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya".[2].
2. Pelaporan dan pemeriksaan
Untuk menunjukkan bahwa perusahaan adalah warga dunia bisnis yang baik maka perusahaan dapat membuat pelaporan atas dilaksanakannya beberapa standar CSR termasuk dalam hal:Akuntabilitas atas standar AA1000 berdasarkan laporan sesuai standar John Elkington yaitu laporan yang menggunakan dasar triple bottom line (3BL)Global Reporting Initiative, yang mungkin merupakan acuan laporan berkelanjutan yang paling banyak digunakan sebagai standar saat ini.Verite, acuan pemantauanLaporan berdasarkan standar akuntabilitas sosial internasional SA8000Standar manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14000Di beberapa negara dibutuhkan laporan pelaksanaan CSR, walaupun sulit diperoleh kesepakatan atas ukuran yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam aspek sosial. Smentara aspek lingkungan--apalagi aspek ekonomi--memang jauh lebih mudah diukur. Banyak perusahaan sekarang menggunakan audit eksternal guna memastikan kebenaran laporan tahunan perseroan yang mencakup kontribusi perusahaan dalam pembangunan berkelanjutan, biasanya diberi nama laporan CSR atau laporan keberlanjutan. Akan tetapi laporan tersebut sangat luas formatnya, gayanya dan metodologi evaluasi yang digunakan (walaupun dalam suatu industri yang sejenis). Banyak kritik mengatakan bahwa laporan ini hanyalah sekadar "pemanis bibir" (suatu basa-basi), misalnya saja pada kasus laporan tahunan CSR dari perusahaan Enron dan juga perusahaan-perusahaan rokok. Namun, dengan semakin berkembangnya konsep CSR dan metode verifikasi laporannya, kecenderungan yang sekarang terjadi adalah peningkatan kebenaran isi laporan. Bagaimanapun, laporan CSR atau laporan keberlanjutan merupakan upaya untuk meningkatkan akuntabilitas perusahaan di mata para pemangku kepentingannya.
3. Alasan terkait bisnis (business case) untuk CSR
Skala dan sifat keuntungan dari CSR untuk suatu organisasi dapat berbeda-beda tergantung dari sifat perusahaan tersebut. Banyak pihak berpendapat bahwa amat sulit untuk mengukur kinerja CSR, walaupun sesungguhnya cukup banyak literatur yang memuat tentang cara mengukurnya. Literatur tersebut misalnya metode "Empat belas poin balanced scorecard oleh Deming. Literatur lain misalnya Orlizty, Schmidt, dan Rynes[3] yang menemukan suatu korelasi positif walaupun lemah antara kinerja sosial dan lingkungan hidup dengan kinerja keuangan perusahaan. Kebanyakan penelitian yang mengaitkan antara kinerja CSR (corporate social performance) dengan kinerja finansial perusahaan (corporate financial performance) memang menunjukkan kecenderungan positif, namun kesepakatan mengenai bagaimana CSR diukur belumlah lagi tercapai. Mungkin, kesepakatan para pemangku kepentingan global yang mendefinisikan berbagai subjek inti (core subject) dalam ISO 26000 Guidance on Social Responsibility--direncanakan terbit pada September 2010--akan lebih memudahkan perusahaan untuk menurunkan isu-isu di setiap subjek inti dalam standar tersebut menjadi alat ukur keberhasilan CSR.Hasil Survey "The Millenium Poll on CSR" (1999) yang dilakukan oleh Environics International (Toronto), Conference Board (New York) dan Prince of Wales Business Leader Forum (London) di antara 25.000 responden dari 23 negara menunjukkan bahwa dalam membentuk opini tentang perusahaan, 60% mengatakan bahwa etika bisnis, praktik terhadap karyawan, dampak terhadap lingkungan, yang merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) akan paling berperan. Sedangkan bagi 40% lainnya, citra perusahaan & brand image-lah yang akan paling memengaruhi kesan mereka. Hanya 1/3 yang mendasari opininya atas faktor-faktor bisnis fundamental seperti faktor finansial, ukuran perusahaan,strategi perusahaan, atau manajemen.Lebih lanjut, sikap konsumen terhadap perusahaan yang dinilai tidak melakukan CSR adalah ingin "menghukum" (40%) dan 50% tidak akan membeli produk dari perusahaan yang bersangkutan dan/atau bicara kepada orang lain tentang kekurangan perusahaan tersebut.[4]Secara umum, alasan terkait bisnis untuk melaksanakan biasanya berkisar satu ataupun lebih dari argumentasi di bawah ini:
4. Sumberdaya manusia
Program CSR dapat berwujud rekruitmen tenaga kerja dan mempekerjakan masyarakat sekitar. Lebih jauh lagi CSR dapat dipergunakan untuk menarik perhatian para calon pelamar pekerjaan [5], terutama sekali dengan adanya persaingan kerja di antara para lulusan. Akan terjadi peningkatan kemungkinan untuk ditanyakannya kebijakan CSR perusahaan, terutama pada saat perusahaan merekruit tenaga kerja dari lulusan terbaik yang memiliki kesadaran sosial dan lingkungan. Dengan memiliki suatu kebijakan komprehensif atas kinerja sosial dan lingkungan, perusahaan akan bisa menarik calon-calon pekerja yang memiliki nilai-nilai progresif. CSR dapat juga digunakan untuk membentuk suatu atmosfer kerja yang nyaman di antara para staf, terutama apabila mereka dapat dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan yang mereka percayai bisa mendatangkan manfaat bagi masyarakat luas, baik itu bentuknya "penyisihan gaji", "penggalangan dana" ataupun kesukarelawanan (volunteering) dalam bekerja untuk masyarakat.
5. Manajemen risiko
Manajemen risiko merupakan salah satu hal paling penting dari strategi perusahaan. Reputasi yang dibentuk dengan susah payah selama bertahun-tahun dapat musnah dalam sekejap melalui insiden seperti skandal korupsi atau tuduhan melakukan perusakan lingkungan hidup. Kejadian-kejadian seperti itu dapat menarik perhatian yang tidak diinginkan dari penguasa, pengadilan, pemerintah dan media massa. Membentuk suatu budaya kerja yang "mengerjakan sesuatu dengan benar", baik itu terkait dengan aspek tata kelola perusahaan, sosial, maupun lingkungan--yang semuanya merupakan komponen CSR--pada perusahaan dapat mengurangi risiko terjadinya hal-hal negatif tersebut.[6].
6. Membedakan merek
Di tengah hiruk pikuknya pasar maka perusahaan berupaya keras untuk membuat suatu cara penjualan yang unik sehingga dapat membedakan produknya dari para pesaingnya di benak konsumen. CSR dapat berperan untuk menciptakan loyalitas konsumen atas dasar nilai khusus dari etika perusahaan yang juga merupakan nilai yang dianut masyarakat.[7]. Menurut Philip Kotler dan Nancy Lee, setidaknya ada dua jenis kegiatan CSR yang bisa mendatangkan keuntungan terhadap merek, yaitu corporate social marketing (CSM) dan cause related marketing (CRM). Pada CSM, perusahaan memilih satu atau beberapa isu--biasanya yang terkait dengan produknya--yang bisa disokong penyebarluasannya di masyarakat, misalnya melalui media campaign. Dengan terus menerus mendukung isu tersebut, maka lama kelamaan konsumen akan mengenali perusahaan tersebut sebagai perusahaan yang memiliki kepedulian pada isu itu. Segmen tertentu dari masyarakat kemudian akan melakukan pembelian produk perusahaan itu dengan pertimbangan kesamaan perhatian atas isu tersebut. CRM bersifat lebih langsung. Perusahaan menyatakan akan menyumbangkan sejumlah dana tertentu untuk membantu memecahkan masalah sosial atau lingkungan dengan mengaitkannya dengan hasil penjualan produk tertentu atau keuntungan yang mereka peroleh. Biasanya berupa pernyataan rupiah per produk terjual atau proporsi tertentu dari penjualan atau keuntungan. Dengan demikian, segmen konsumen yang ingin menyumbang bagi pemecahan masalah sosial dan atau lingkungan, kemudian tergerak membeli produk tersebut. Mereka merasa bisa berbelanja sekaligus menyumbang. Perusahaan yang bisa mengkampanyekan CSM dan CRM-nya dengan baik akan mendapati produknya lebih banyak dibeli orang, selain juga mendapatkan citra sebagai perusahaan yang peduli pada isu tertentu.
7. Ijin usaha
Perusahaan selalu berupaya agar menghindari gangguan dalam usahanya melalui perpajakan atau peraturan. Dengan melakukan sesuatu 'kebenaran" secara sukarela maka mereka akan dapat meyakinkan pemerintah dan masyarakat luas bahwa mereka sangat serius dalam memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan, diskriminasi atau lingkungan hidup maka dengan demikian mereka dapat menghindari intervensi. Perusahaan yang membuka usaha di luar negara asalnya dapat memastikan bahwa mereka diterima dengan baik selaku warga perusahaan yang baik dengan memperhatikan kesejahteraan tenaga kerja dan akibat terhadap lingkungan hidup, sehingga dengan demikian keuntungan yang menyolok dan gaji dewan direksinya yang sangat tinggi tidak dipersoalkan.
8. Motif perselisihan bisnis
Kritik atas CSR akan menyebabkan suatu alasan dimana akhirnya bisnis perusahaan dipersalahkan. Contohnya, ada kepercayaan bahwa program CSR seringkali dilakukan sebagai suatu upaya untuk mengalihkan perhatian masyarakat atas masalah etika dari bisnis utama perseroan.
Nama : Evi.A
Kelas : 4 EA25
NPM : 12211531
Kelompok: 2
Sumber: http://id.m.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan
Minggu, 09 November 2014
TUGAS 1
Sumber: www.Liputan6.com, Jakarta
Kenaikan bahan bakar minyak (BBM)
- Rencananya, harga bahan bakar minyak (BBM) akan mengalami penyesuaian pada bulan depan. Ini seiring dimulainya pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.Bersamaan dengan kenaikan harga BBM ini, dipastikan ikut mendorong harga sejumlah barang lain. Maklum, selama ini harga BBM masuk dalam komponen biaya produksi. Alhasil, jika harga BBM naik maka masyarakat juga harus mengeluarkan kocek lebih dalam untuk membeli bahan kebutuhan pokok dan lainnya.Artikel bertajuk "BBM Naik Rp 3.000 per Liter, Harga Barang Melonjak 5%" menjadi tulisan yang paling menarik perhatian pembacaLiputan6.com. Berikut daftar lengkap 5 artikel paling banyak dibaca di kanal bisnis: 1. BBM Naik Rp 3.000 per Liter, Harga Barang Bakal Melonjak 5%Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengungkapkan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi akan berdampak kepada harga barang-barang. Kenaikan harga barang tersebut sebagai langkah antisipasi para pengusaha karena pembengkakan biaya operasional."Kami sudah itung-itungan. Jadi harga BBM naik, harga barang ikut naik. Kalau harga BBM naik Rp 3.000, maka kenaikan harga mulai 5 persen," ujarnya Ketua Umum Apindo, Sofjan Wanandi.
Kenaikan bahan bakar minyak (BBM)
- Rencananya, harga bahan bakar minyak (BBM) akan mengalami penyesuaian pada bulan depan. Ini seiring dimulainya pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.Bersamaan dengan kenaikan harga BBM ini, dipastikan ikut mendorong harga sejumlah barang lain. Maklum, selama ini harga BBM masuk dalam komponen biaya produksi. Alhasil, jika harga BBM naik maka masyarakat juga harus mengeluarkan kocek lebih dalam untuk membeli bahan kebutuhan pokok dan lainnya.Artikel bertajuk "BBM Naik Rp 3.000 per Liter, Harga Barang Melonjak 5%" menjadi tulisan yang paling menarik perhatian pembacaLiputan6.com. Berikut daftar lengkap 5 artikel paling banyak dibaca di kanal bisnis: 1. BBM Naik Rp 3.000 per Liter, Harga Barang Bakal Melonjak 5%Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengungkapkan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi akan berdampak kepada harga barang-barang. Kenaikan harga barang tersebut sebagai langkah antisipasi para pengusaha karena pembengkakan biaya operasional."Kami sudah itung-itungan. Jadi harga BBM naik, harga barang ikut naik. Kalau harga BBM naik Rp 3.000, maka kenaikan harga mulai 5 persen," ujarnya Ketua Umum Apindo, Sofjan Wanandi.
TUGAS 2
a. Etika Teleologi dari kata Yunani, telos = tujuan, Mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.
Dua aliran etika teleologi :
– Egoisme Etis
– Utilitarianisme
Egoisme Etis Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.Utilitarianismeberasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”.Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
Contoh : kewajiban untuk menepati janji
b. Deontologi
Dalam pemahaman teori Deontologi memang terkesan berbeda dengan Utilitarisme. Jika dalam Utilitarisme menggantungkan moralitas perbuatan pada konsekuensi, maka dalam Deontologi benar-benar melepaskan sama sekali moralitas dari konsekuensi perbuatan. ”Deontologi” ( Deontology ) berasal dari kata dalam Bahasa Yunani yaitu : deon yang artinya adalah kewajiban. Dalam suatu perbuatan pasti ada konsekuensinya, dalam hal ini konsekuensi perbuatan tidak boleh menjadi pertimbangan. Perbuatan menjadi baik bukan dilihat dari hasilnya melainkan karena perbuatan tersebut wajib dilakukan. Deontologi menekankan perbuatan tidak dihalalkan karena tujuannya. Tujuan yang baik tidak menjadi perbuatan itu juga baik. Di sini kita tidak boleh melakukan suatu perbuatan jahat agar sesuatu yang dihasilkan itu baik, karena dalam Teori Deontologi kewajiban itu tidak bisa ditawar lagi karena ini merupakan suatu keharusan.
Contoh : kita tidak boleh mencuri, berbohong kepada orang lain melalui ucapan dan perbuatan.
Sumber: http://dildonk.wordpress.com/2011/10/10/pengertian-contoh-dari-etika-teleologi-deontologi-teori-hak-teori-keutamaan/
Dua aliran etika teleologi :
– Egoisme Etis
– Utilitarianisme
Egoisme Etis Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.Utilitarianismeberasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”.Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
Contoh : kewajiban untuk menepati janji
b. Deontologi
Dalam pemahaman teori Deontologi memang terkesan berbeda dengan Utilitarisme. Jika dalam Utilitarisme menggantungkan moralitas perbuatan pada konsekuensi, maka dalam Deontologi benar-benar melepaskan sama sekali moralitas dari konsekuensi perbuatan. ”Deontologi” ( Deontology ) berasal dari kata dalam Bahasa Yunani yaitu : deon yang artinya adalah kewajiban. Dalam suatu perbuatan pasti ada konsekuensinya, dalam hal ini konsekuensi perbuatan tidak boleh menjadi pertimbangan. Perbuatan menjadi baik bukan dilihat dari hasilnya melainkan karena perbuatan tersebut wajib dilakukan. Deontologi menekankan perbuatan tidak dihalalkan karena tujuannya. Tujuan yang baik tidak menjadi perbuatan itu juga baik. Di sini kita tidak boleh melakukan suatu perbuatan jahat agar sesuatu yang dihasilkan itu baik, karena dalam Teori Deontologi kewajiban itu tidak bisa ditawar lagi karena ini merupakan suatu keharusan.
Contoh : kita tidak boleh mencuri, berbohong kepada orang lain melalui ucapan dan perbuatan.
Sumber: http://dildonk.wordpress.com/2011/10/10/pengertian-contoh-dari-etika-teleologi-deontologi-teori-hak-teori-keutamaan/
Minggu, 22 Juni 2014
TUGAS SOFTSKILL BAHASA INDONESIA
Nama : Evi Astuti
Kelas : 3EA25
NPM : 12211531
PENGERTIAN KARYA ILMIAH
Pengertian Karya IlmiahKarya ilmiah (bahasa Inggris:scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah sepertimakalah, laporan praktikum, danskripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
Syarat menulis karya ilmiah
1. Motivasi dan displin yang tinggi.
2. Kemampuan mengolah data.
3. Kemampuan berfikir logis (urut) dan terpadu (sistematis).
4. Kemampuan berbahasa
Tujuan dari pembahasan adalah :
1. Untuk memperoleh jawaban dari masalah penelitian, atau memberikan informasi bagaimana tujuan dari penelitian yang dilakukan tercapai.
2. Memberikan penafsiran-penafsiran dari temuan yang diperoleh dalam proses penelitian.
3. Menghubungkan dan menyatukan antara temuan penelitian dengan teori-teori yang telah ada.
4. Memodifikasi teori yang sudah ada atau menyusun teori baru
5. Menjelaskan kesimpulan-kesimpulan lain dan keterbatasan dari temuan-temuan penelitian.
Jenis-Jenis Karya Tulis Ilmiah
1. Artikel
Dalam istilah jurnalistik, artikel adalah tulisan berisi pendapat subjektif penulisanya tentang suatu masalah atau peristiwa. Dalam konteks ilmiah, artikel adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati. Artikel ilmiah diangkat dari hasil pemikiran dan kajian pustaka atau hasil pengembangan proyek.
2. Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah biasanya disajikan dalam sebuah seminar atau dipresentasikan di kelas (tugas perkuliahan).Makalah juga diartikan sebagai karya ilmiah mahasiswa mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup suatu perkuliahan. Makalah mahasiswa umumnya merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan suatu perkuliahan, baik berupa kajian pustaka maupun hasil kegiatan perkuliahan lapangan.Pengertian yang lain dari makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut dengan disertasi analisis yang logis dan objektif. Makalah ditulis untuk memenuhi tugas terstruktur yang diberikan oleh dosen atau ditulis atas inisiatif sendiri untuk disajikan dalam forum ilmiah.
3. Kertas KerjaKertas kerja (work paper) pada prinsipnya sama dengan makalah, namun dibuat dengan analisis lebih dalam dan tajam dan dipresentasikan pada seminar atau lokakarya yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan. Kertas kerja itu menjadi acuan untuk tujuan tertentu dan bisa diterima atau dimentahkan oleh forum ilmiah.
4. PaperPaper adalah sebutan khusus untuk makalah di kalangan akademisi (mahasiswa) dalam kaitannya dengan pembelajaran dan pendidikannya sebelum menyelesaikan jenjang studi (Diploma/S1/S2/S3). Sistematika penulisannya sama dengan artikel atau makalah, tergantung panduan yang berlaku di perguruan tinggi masing-masing.
5. SkripsiSkripsi adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang studi S1 (Sarjana). Skripsi berisi tulisan sistematis yang mengemukakan pendapat penulisberdasarkan pendaagt (teori) orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik bedasarkan penelitian langsung (obsevasi lapangan, atau percobaan di laboratorium), juga diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di bidang spesialisasinya.
6. Tesis Tesis adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang studi S2 (Pasca Sarjana) yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.
7. Disertasi Disertasi –disebut juga “Ph.D Thesis”– adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang studi S3 (meraih gelar Doktor/Dr) yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terinci). Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal.
8. Artikel Ilmiah PopulerSelain ketujuh jenis karya ilmiah, ada juga yang disebut artikel ilmiah populer, yaitu artikel ilmiah yang ditulis dengan gaya bahasa populer (bahasa media/bahasa jurnalistik) untuk dimuat di media massa (suratkabar, majalah, tabloid).Berbeda dengan artikel ilmiah, artikel ilmiah popular tidak terikat secara ketat dengan aturan penulisan ilmiah. Artikel ilmiah ditulis lebih bersifat umum, untuk konsumsi publik. Dinamakan ilmiah populer karena ditulis bukan untuk keperluan akademik, tetapi untuk “dikomunikasikan” kepada publik melalui media massa.Artikel ilmiah populer bisa hasil penelitian ilmiah, namun disajikan dengan lebih ringkas dan lugas, bisa pula dibuat berdasarkan berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan keduanya yang bisa ‘dibungkus’ dengan opini penulis. Wasalam. (www.komunikasipraktis.com).
Contoh Artikel Kesehatan
Berikut ini adalah contoh artikel kesehatan dari 9triliun : contoh artikel kesehatan di 9triliun.com. Artikel ini berisi informasi tentang pentingnya Sayuran dan Buah. Artikel tersebut menginformasikan berbagai informasi yang lengkap tentang contoh artikel kesehatan. Untuk teman pembaca yang sangat tertarik dengan artikel kesehatan tentang sayuran dan buah. Sangat di rekomendasikan untuk membaca artikel tersebut secara lebih lengkap.Bagi anda yang tidak sempat membaca tulisan tersebut, berikut adalah screenshot dari tulisan-nya.
Dalam Contoh Artikel Kesehatan, Nitrit adalah senyawa yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun bagi tubuh manusia. Nitrit bila bereaksi dengan zat besi pada sel darah merah bisa berbahaya. Hal itu menimbulkan kesulitan pada hemoglobin untuk mengikat oksigen.
http://contohpengertian.com/236/contoh-artikel-kesehatan.html
http://www.komunikasipraktis.com/karya-tulis-ilmiah-pengertian-karakteristik-dan-jenis-jenis/
.
Nama : Evi Astuti
Kelas : 3EA25
NPM : 12211531
PENGERTIAN KARYA ILMIAH
Pengertian Karya IlmiahKarya ilmiah (bahasa Inggris:scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah sepertimakalah, laporan praktikum, danskripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
Syarat menulis karya ilmiah
1. Motivasi dan displin yang tinggi.
2. Kemampuan mengolah data.
3. Kemampuan berfikir logis (urut) dan terpadu (sistematis).
4. Kemampuan berbahasa
Tujuan dari pembahasan adalah :
1. Untuk memperoleh jawaban dari masalah penelitian, atau memberikan informasi bagaimana tujuan dari penelitian yang dilakukan tercapai.
2. Memberikan penafsiran-penafsiran dari temuan yang diperoleh dalam proses penelitian.
3. Menghubungkan dan menyatukan antara temuan penelitian dengan teori-teori yang telah ada.
4. Memodifikasi teori yang sudah ada atau menyusun teori baru
5. Menjelaskan kesimpulan-kesimpulan lain dan keterbatasan dari temuan-temuan penelitian.
Jenis-Jenis Karya Tulis Ilmiah
1. Artikel
Dalam istilah jurnalistik, artikel adalah tulisan berisi pendapat subjektif penulisanya tentang suatu masalah atau peristiwa. Dalam konteks ilmiah, artikel adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati. Artikel ilmiah diangkat dari hasil pemikiran dan kajian pustaka atau hasil pengembangan proyek.
2. Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah biasanya disajikan dalam sebuah seminar atau dipresentasikan di kelas (tugas perkuliahan).Makalah juga diartikan sebagai karya ilmiah mahasiswa mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup suatu perkuliahan. Makalah mahasiswa umumnya merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan suatu perkuliahan, baik berupa kajian pustaka maupun hasil kegiatan perkuliahan lapangan.Pengertian yang lain dari makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut dengan disertasi analisis yang logis dan objektif. Makalah ditulis untuk memenuhi tugas terstruktur yang diberikan oleh dosen atau ditulis atas inisiatif sendiri untuk disajikan dalam forum ilmiah.
3. Kertas KerjaKertas kerja (work paper) pada prinsipnya sama dengan makalah, namun dibuat dengan analisis lebih dalam dan tajam dan dipresentasikan pada seminar atau lokakarya yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan. Kertas kerja itu menjadi acuan untuk tujuan tertentu dan bisa diterima atau dimentahkan oleh forum ilmiah.
4. PaperPaper adalah sebutan khusus untuk makalah di kalangan akademisi (mahasiswa) dalam kaitannya dengan pembelajaran dan pendidikannya sebelum menyelesaikan jenjang studi (Diploma/S1/S2/S3). Sistematika penulisannya sama dengan artikel atau makalah, tergantung panduan yang berlaku di perguruan tinggi masing-masing.
5. SkripsiSkripsi adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang studi S1 (Sarjana). Skripsi berisi tulisan sistematis yang mengemukakan pendapat penulisberdasarkan pendaagt (teori) orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik bedasarkan penelitian langsung (obsevasi lapangan, atau percobaan di laboratorium), juga diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di bidang spesialisasinya.
6. Tesis Tesis adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang studi S2 (Pasca Sarjana) yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.
7. Disertasi Disertasi –disebut juga “Ph.D Thesis”– adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang studi S3 (meraih gelar Doktor/Dr) yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terinci). Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal.
8. Artikel Ilmiah PopulerSelain ketujuh jenis karya ilmiah, ada juga yang disebut artikel ilmiah populer, yaitu artikel ilmiah yang ditulis dengan gaya bahasa populer (bahasa media/bahasa jurnalistik) untuk dimuat di media massa (suratkabar, majalah, tabloid).Berbeda dengan artikel ilmiah, artikel ilmiah popular tidak terikat secara ketat dengan aturan penulisan ilmiah. Artikel ilmiah ditulis lebih bersifat umum, untuk konsumsi publik. Dinamakan ilmiah populer karena ditulis bukan untuk keperluan akademik, tetapi untuk “dikomunikasikan” kepada publik melalui media massa.Artikel ilmiah populer bisa hasil penelitian ilmiah, namun disajikan dengan lebih ringkas dan lugas, bisa pula dibuat berdasarkan berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan keduanya yang bisa ‘dibungkus’ dengan opini penulis. Wasalam. (www.komunikasipraktis.com).
Contoh Artikel Kesehatan
Berikut ini adalah contoh artikel kesehatan dari 9triliun : contoh artikel kesehatan di 9triliun.com. Artikel ini berisi informasi tentang pentingnya Sayuran dan Buah. Artikel tersebut menginformasikan berbagai informasi yang lengkap tentang contoh artikel kesehatan. Untuk teman pembaca yang sangat tertarik dengan artikel kesehatan tentang sayuran dan buah. Sangat di rekomendasikan untuk membaca artikel tersebut secara lebih lengkap.Bagi anda yang tidak sempat membaca tulisan tersebut, berikut adalah screenshot dari tulisan-nya.
Dalam Contoh Artikel Kesehatan, Nitrit adalah senyawa yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun bagi tubuh manusia. Nitrit bila bereaksi dengan zat besi pada sel darah merah bisa berbahaya. Hal itu menimbulkan kesulitan pada hemoglobin untuk mengikat oksigen.
http://contohpengertian.com/236/contoh-artikel-kesehatan.html
http://www.komunikasipraktis.com/karya-tulis-ilmiah-pengertian-karakteristik-dan-jenis-jenis/
.
Jumat, 04 April 2014
PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
TUGAS SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2 (KARYA ILMIAH)
TUGAS SOFTSKILL BAHASA INDONESIA II
KARYA ILMIAH
NAMA
DOSEN : BUDI SANTOSO,SS
NAMA
KELOMPOK
ANGGY
TRIANTY (10211908)
EVI
ASTUTI (12211531)
INDIRA
SARI HANANTO (13211582)
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2014
KATA
PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan karya ilmiah yang berjudul “PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERUPUK RAMBAK "DWIJOYO" DI DESA PENANGGULAN KEC. PEGANDON KAB. KENDAL” dengan lancar. Dalam pembuatan karya ilmiah ini, kami penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2 Bapak Budi Santoso,SS , yang telah memberikan kesempatan kepada kami mengerjakan karya ilmiah ini. Ibu dan Bapak kami dirumah yang telah memberikan bantuan materil maupun do’anya, sehingga pembuatan karya ilmiah ini dapat terselesaikan. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu pembuatan karya ilmiah ini.
Akhir kata semoga karya ilmiah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi kami penulis pada khususnya, kami menyadari bahwa dalam pembuatan karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.
Penulis
Daftar Isi
I.
Latar Belakang
II.
Rumusan Masalah
III.
Landasan Teori
IV.
Kerangka Berfikir
V.
Metode Penelitian
VI.
Pembahasan
VII.
Hasil Penelitian
VIII.
Penutup
IX.
Daftar Pustaka
I.
Latar Belakang
Pemasaran merupakan hal yang sangat penting sejalan dengan
semakin tinggi dan bertambahnya kebutuhan masyarakat akan produk-produk yang
berkualitas menjadikan persaingan semakin ketat dalam lingkungan bisnis yang
terus berkembang.
Secara
umum pemasaran dapat dikatakan sebagai pola pikir yang menyadari bahwa
perusahaan tidak dapat bertahan tanpa adanya transaksi pembelian. Perusahaan
harus dapat memasarkan barang atau jasa yang diproduksi kepada konsumen agar
dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain. Menurut Kotler &
Armstrong, (2001:354) kualitas produk merupakan senjata strategis yang
potensial untuk mengalahkan pesaing. Jadi hanya perusahaan dengan kualitas
produk paling baik akan tumbuh dengan pesat, dan dalam jangka panjang
perusahaan tersebut akan lebih berhasil dari perusahaan yang lain.
Suatu
perusahaan dalam mengeluarkan produk sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan
keinginan konsumen. Dengan begitu maka produk dapat bersaing di pasaran,
sehingga menjadikan konsumen memiliki banyak alternatif pilihan produk sebelum
mengambil keputusan untuk membeli suatu produk yang ditawarkan. Hal inilah yang
menjadikan peran promosi penting untuk perusahaan. Dengan promosi perusahaan
dapat mengkomunikasikan produk kepada konsumen. Keunggulan-keunggulan dari
produk dapat diketahui oleh konsumen dan bisa membuat konsumen tertarik untuk
mencoba dan kemudian akan mengambil keputusan untuk membeli suatu produk
tersebut. Jadi promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen
pemasaran karena dengan promosi bisa membuat konsumen yang semula tidak
tertarik terhadap suatu produk bisa berubah fikiran dan menjadi tertarik pada
produk tersebut.
Perusahaan
menggunakan promosi untuk memicu transaksi, sehingga konsumen mau membeli suatu
merek tertentu serta mendorong tenaga penjualan untuk secara agresif
menjualnya. Selain itu promosi mampu merangsang permintaan akan suatu produk.
Dengan promosi tersebut diharapkan konsumen mau mencoba produk tersebut dan
mendorong konsumen yang sudah ada agar membeli produk lebih sering lagi
sehingga akan terjadi pembelian ulang dan volume penjualan produk suatu
perusahaan akan meningkat.
Promosi
merupakan faktor penting dalam mewujudkan tujuan penjualan suatu perusahaan.
Agar konsumen bersedia menjadi langganan, mereka terlebih dahulu harus dapat
mencoba atau meneliti barang-barang yang diproduksi oleh perusahaan, akan
tetapi mereka tidak akan melakukan hal tersebut jika kurang yakin terhadap
barang itu. Disinilah perlunya mengadakan promosi yang terarah, karena
diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap meningkatnya penjualan
(Endar Sugiyono,2004:17).
Namun
dalam kenyataannya tidak sedikit perusahaan yang tidak melakukan promosi karena
keterbatasan modal, contohnya home industri yang ada di desa Penanggulan yang
memproduksi makanan ringan berupa kerupuk rambak. Didesa ini ada delapan
pengusaha yang bergerak dalam bidang yang sama dan sudah punya daftar merek,
salah satu diantaranya yaitu merek “DWIJOYO”.
Berdasarkan
pemantauan yang dilakukan terdapat beberapa hal yang mempengaruhi keputusan
pembelian oleh konsumen dalam membeli kerupuk rambak “DWIJOYO”, diantaranya
yaitu, konsumen melihat apakah merek produk tersebut legal, kualitas yang terlihat
dari awetnya kerenyahan kerupuk, kemasan yang bagus, dan rasa yang enak. Dari
pemantauan dapat diketahui penjualan kerupuk rambak “DWIJOYO”, sebagai berikut
:
Dari
tabel tersebut dapat diketahui bahwa penjualan kerupuk rambak “DWIJOYO” tidak
selalu mengalami peningkatan setiap bulan. Dalam memasarkan produknya produsen
kerupuk rambak hanya membuat selebaran tentang kerupuk rambak yang didalamnya
terdapat sejarah singkat, bahan dan alat, juga proses pembuatan kerupuk rambak
tersebut. Untuk memasarkan produknya biasanya produsen mengikuti pameran
perdagangan untuk mempromosikan produknya. Produsen kerupuk rambak “DWIJOYO”
tidak menggunakan strategi bauran promosi.
Dengan
promosi yang baik diharapkan akan terjadi komunikasi antara produsen dengan
konsumen. Kemudian dengan adanya komunikasi tersebut diharapkan dapat
memperoleh konsumen baru dan mempertahankan konsumen lama, selain itu produsen
juga harus dapat memberikan kepuasan, pelayanan yang memikat dan memahami
kebutuhan konsumen.
Pelayanan
yang dapat memuaskan konsumen akan berdampak terjadinya pembelian
berulang-ulang yang berarti akan terjadi peningkatan penjualan (sale). Dengan
pelayanan yang baik dapat menciptakan kepuasan dan loyalitas konsumen serta
membantu menjaga jarak dengan pesaing (Kotler, 1999:297). Jika perusahaan tidak
dapat memenuhi maka akan menimbulkan ketidakpuasan. Biasanya pelanggan menilai
kepuasan atau ketidakpuasan terhadap suatu produk dengan cara membandingkan
kinerja atau hasil yang dia rasakan dibandingkan dengan harapannya.
Berdasarkan
uraian tersebut maka penelitian ini berjudul "PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN
PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERUPUK RAMBAK "DWIJOYO" DI DESA
PENANGGULAN KEC. PEGANDON KAB. KENDAL".
II.
Rumusan Masalah
1.
Adakah
pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak
"DWIJOYO" di desa Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal?
2.
Adakah
pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak
"DWIJOYO" di desa Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal?
3.
Adakah
pengaruh antara kualitas produk dan promosi secara simultan terhadap keputusan
pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO" di desa Penanggulan Kec. Pegandon
Kab. Kendal?
III.
Landasan Teori
Produk
Produk ( product ) menurut Kotler & Armstrong, (2001:
346) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan
perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan
atau kebutuhan.
Menurut
Kotler & Armstrong (2001:354) beberapa atribut yang menyertai dan
melengkapi produk (karakteristik atribut produk) adalah:
A. Merek
(branding)
Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau
rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan
membedakannya dari produk pesaing. Pemberian merek merupakan masalah pokok
dalam strategi produk. Pemberian merek itu mahal dan memakan waktu, serta dapat
membuat produk itu berhasil atau gagal. Nama merek yang baik dapat menambah
keberhasilan yang besar pada produk (Kotler & Armstrong, 2001:360). Dalam
penelitian ini keputusan nama merek menggunakan nama keluarga karena usaha
industri ini masih tergolong dalam industri rumah tangga dan merupakan usaha
yang turun temurun.
B. Pengemasan
(packing)
Pengemasan (packing) adalah kegiatan merancang dan membuat
wadah atau pembungkus suatu produk. Pengemasan melibatkan merancang dan membuat
wadah atau pembungkus suatu produk. Dalam penelitian ini pengemasan terdiri
dari tiga ukuran, yaitu:
·
Ukuran
kardus besar 1/2 kg (500 gram)
·
Ukuran
kardus kecil 1/4 kg (250 gram)
·
Ukuran
besar kemasan plastik (Barang Sortir/BS)
C. Kualitas
Produk (Product Quality)
Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu
produk untuk melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan, ketepatan
kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Untuk
meningkatkan kualitas produk perusahaan dapat menerapkan program ”Total Quality
Manajemen (TQM)". Selain mengurangi kerusakan produk, tujuan pokok
kualitas total adalah untuk meningkatkan nilai pelanggan. Dalam penelitian ini
yang menjadi kualitas produk yaitu daya tahan kerenyahan kerupuk selama satu
bulan dan rasa yang khas dari kerupuk rambak.
Promosi
Menurut Martin L. Bell dalam Basu Swasta dan Irawan
(1990:349) promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk
mendorong permintaan. Sedangkan menurut William G. Nikels dalam bukunya Basu
Swasta dan Irawan (1990:349) promosi adalah arus informasi atau persuasi satu
arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang
menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
Menurut
Kotler & Armstrong variabel-variabel yang ada di dalam promotional mix ada
lima, yaitu:
A. Periklanan
(advertising)
Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan
presentasi dan promosi non pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau
jasa.
B. Penjualan Personal (personal selling)
Presentasi
pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan
membangun hubungan dengan pelanggan.
C. Promosi
penjualan (sales promotion)
Insentif
jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau
jasa.
D. Hubungan
masyarakat (public relation)
Membangun
hubungan baik dengan publik terkait untuk memperoleh dukungan, membangun
"citra perusahaan" yang baik dan menangani atau menyingkirkan gosip,
cerita dan peristiwa yang dapat merugikan.
E. Pemasaran
langsung (direct marketing)
Komunikasi
langsung dengan pelanggan yang diincar secara khusus untuk memperoleh tanggapan
langsung.
Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian, menurut Kotler & Armstrong (2001:
226) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen
benar-benar membeli.
Tahap-tahap
proses keputusan pembelian dapat digambarkan dalam sebuah model di bawah ini
(Philip Kotler dan AB. Susanto, 1999; 251):
IV.
Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir menggambarkan pengaruh antara variabel
bebas terhadap variabel terikat yaitu pengaruh produk dan promosi terhadap
keputusan pembelian kerupuk rambak. Suatu keputusan pembelian dapat terjadi
karena adanya produk yang unggul dan adanya promosi yang baik. Keunggulan
produk dalam hal ini dapat diwujudkan dalam merek yang sudah dikenal,
pengemasan yang baik, kualitas dan rasa dari produk. Selain keunggulan produk
juga didukung dengan promosi yang baik yaitu melalui periklanan (advertising),
penjualan perseorangan (personal selling), promosi penjualan (sales promosion),
hubungan masyarakat (public relation), dan pemasaran langsung (direct
marketing).
Dengan
adanya keunggulan produk dan promosi yang baik, maka diharapkan konsumen akan
melakukan keputusan pembelian dan juga melakukan pembelian ulang. Dari uraian
diatas, jelas bahwa kualitas produk dan promosi akan mempengaruhi keputusan
pembelian. Hubungan itu dapat dilihat dalam bagan berikut:
Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto, 2002: 64). Berdasarkan landasan teori diatas maka dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut:
Ha
: β ≠ 0
1.
Diduga ada pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak
"DWIJOYO" di Desa Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal.
2.
Diduga ada pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak
"DWIJOYO" di Desa Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal.
3.
Diduga ada pengaruh antara kualitas produk dan promosi secara simultan terhadap
keputusan pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO" di desa Penanggulan Kec.
Pegandon Kab. Kendal.
V.
Metode Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002: 96). Dalam penelitian
ini terdapat 2 ( dua ) variabel bebas ( X ) dan satu variabel terikat ( Y
).
Variabel
Bebas / Independent Variabel ( X )
Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain atau yang
diselidiki pengaruhnya. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini
adalah:
a.
Produk
( X1 )
Yaitu hasil akhir dari proses produksi yang berupa barang
atau jasa yang dapat ditawarkan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan
konsumen. Dengan indikatornya meliputi merek, pengemasan, kualitas dan rasa
dari produk.
b.
Promosi
( X2 )
Yaitu arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat
untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan
pertukaran dalam pemasaran dengan indikatornya yaitu periklanan, penjualan
perseorangan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan pemasaran
langsung.
Variabel
Terikat / Dependent Variabel ( Y )
Variabel terikat adalah gejala atau unsur variabel yang
dipengaruhi variabel lain. Yang menjadi variabel terikat dari penelitian ini
adalah keputusan pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO".
2.
Metode Analisis Data
Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan
untuk mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu instrumen dan kesimpulan.
Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
linier berganda.
Analisis
linier berganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat yaitu antara produk ( X1 ) dan promosi (X2) terhadap keputusan
pembelian ( Y ). Selain itu untuk mengetahui sejauh mana besarnya pengaruh
antara variabel bebas dan variabel terikat
Persamaan
regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Y
= a + b1X1 + b2X2 + ei
Keterangan:
Y
= variabel keputusan pembelian
a
= bilangan konstanta
b1
= koefisien regresi produk
b2
= koefisien regresi promosi
X1
= produk
X2
= promosi
ei
= variabel lain yang tidak diteliti
(
Algifari, 2000: 62 )
Untuk
membuktikan kebenaran hipotesis harus melewati beberapa uji kebenaran antara
lain adalah sebagai berikut:
Uji
Simultan
Uji
F, yaitu suatu uji untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel bebas
secara bersama-sama ( simultan ) terhadap variabel terikat. Apabila hasil
perhitungan F hitung < F tabel maka Ho diterima sehingga dapat dikatakan
bahwa variabel dari model regresi tidak mampu menjelaskan variabel terikat.
Sebaliknya jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak, dengan demikian dapat
dikatakan bahwa variabel bebas dari model regresi linier berganda mampu
menjelaskan variabel terikat.
Koefisian
Determinasi, yaitu untuk mencari besarnya koefisien determinasi dari variabel
bebas terhadap variabel terikat.
Uji
Parsial
Uji
t, yaitu uji untuk mempengaruhi pengaruh variabel-variabel bebas secara parsial
terhadap variabel terikat.
Apabila t hitung > t tabel, maka
Ho ditolak, dengan demikian variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat
yang ada dalam model. Sebaliknya apabila t hitung < T tabel, maka Ho diterima,
dengan demikian variabel bebas tidak dapat menjelaskan variabel terikat atau
dengan kata lain tidak ada pengaruh antara dua variabel yang diuji (Algifari,
2000: 32).
VI.
Pembahasan
Analisis Statistik
Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan
perhitungan regresi linier berganda dengan menggunakan alat komputer program
SPSS sebagaimana terdapat dalam lampiran diperoleh persamaan garis linier
berganda sebagai berikut :
Y
= 14.078 + 0.324 X1 + 0.124 X2 + ei
Dalam
persamaan regresi tersebut diketahui bahwa konstantanya adalah 14.078. Hal ini
berarti bahwa apabila tidak ada kualitas produk (X1) dan promosi ( X2 ) dan
faktor-faktor lain maka didapat skor untuk keputusan pembelian itu sendiri
sebesar 14.078.
Koefisien
regresi X1 ( 0.324 ) berarti jika kulaitas produk skornya naik satu point maka
variabel keputusan pembelian kerupuk rambak “DWIJOYO” ( Y ) akan naik 0.324
point dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Jadi semakin berkualitasnya
produk kerupuk rambak “DWIJOYO” maka semakin tinggi keputusan pembelian
konsumen pada produk kerupuk rambak "DWIJOYO".
Koefisien
regresi X2 ( 0.124 ) berarti jika promosi skornya naik satu point maka variabel
keputusan pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO" ( Y ) akan naik 0.124
point dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Jadi semakin gencarnya
promosi yang dilakukan maka semakin tinggi keputusan pembelian konsumen pada
produk kerupuk rambak "DWIJOYO".
Uji Simultan
Uji
F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama variabel
bebas terhadap variabel terikat, yaitu dengan membandingkan antara F hitung
dengan F tabel pada tingkat kepercayaan 5%. Apabila F hitung > F tabel maka
semua variabel bebas berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
terikat.
Untuk
mengetahui apakah pengaruh secara simultan antara variabel bebas terhadap
variabel terikat signifikan atau tidak digunakan uji F. Berdasarkan hasil
perhitungan dengan program SPSS diperoleh F hitung sebesar 12.449 sedangkan F
tabel dengan tingkat signifikansi 5% diketahui F tabel sebesar 3.09, dengan
membandingkan F hitung dengan F tabel diketahui bahwa F hitung > F tabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya variabel kualitas produk dan promosi
berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel keputusan pembelian. Dengan
demikian hipotesis yang berbunyi ada pengaruh yang positif dan signifikan (
nyata ) antara kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian kerupuk
rambak "DWIJOYO" di Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon Kabupaten
Kendal diterima.
Untuk
melihat hubungan antara variabel kualitas produk dan variabel promosi terhadap
keputusan pembelian dapat dilihat dari nilai koefisien keseluruhan / multiple (
R ) yakni sebesar 0.452. Selanjutnya dengan melihat besarnya koefisien
determinasi ( R2 ) secara keseluruhan diperoleh hasil sebesar 0.204. Ini
berarti presentase pengaruh kualitas produk dan promosi terhadap keputusan
pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO" di Desa Penanggulan Kecamatan
Pegandon Kabupaten Kendal sebesar 20.4 % sedangkan sisanya sebesar 70.6 %
dipengaruhi oleh variabel lain selain kualitas produk dan promosi yang tidak
diungkap dalam penelitian ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh
kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak
"DWIJOYO" di Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal
rendah.
Uji Parsial
Uji
ini untuk mengetahui kemaknaan variabel bebas terhadap variabel terikat.
Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan probabilitas dengan
taraf signifikansi 5 % ( 0.05 ). Apabila dari perhitungan diperoleh
probabilitas < 0.05 maka dapat dikatakan bahwa varibel kualitas produk dan
promosi dapat menerangkan variabel keputusan pembelian secara terpisah.
Sebaliknya apabila dari perhitungan diperoleh probabilitas > 0.05 maka dapat
dikatakan varibel kualitas produk dan promosi tidak dapat menerangkan variabel
keputusan pembelian secara terpisah.
Berdasarkan
perhitungan komputer dengan program SPPS diketahui koefisien regresi secara
parsial untuk variabel kualitas produk 0.324 dan bertanda positif. Ini berarti
bahwa semakin berkualitasnya produk kerupuk rambak "DWIJOYO" maka
semakin tinggi keputusan pembelian konsumen pada produk kerupuk rambak
"DWIJOYO". Selain itu diperoleh probabilitas untuk variabel kualitas
produk sebesar 0.001 dibandingkan dengan signifikansi 5 % sehingga tampak bahwa
0.001 < 0.05. Artinya secara parsial variabel kualitas produk mempunyai
pengaruh terhadap keputusan pembelian. Selain itu diketahui bahwa nilai thitung
untuk variabel kualitas produk sebesar 3.280 adalah > dari pada nilai ttabel
sebesar 1.98. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi ada pengaruh yang positif
dan signifikansi ( nyata ) dari kualitas produk terhadap keputusan pembelian
kerupuk rambak "DWIJOYO" di Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon Kabupaten
Kendal diterima.
Sedangkan
besarnya koefisien regresi secara parsial untuk variabel promosi sebesar 0.124
dan bertanda positif. Hal ini berarti semakin gencarnya promosi yang dilakukan
maka semakin tinggi keputusan pembelian konsumen pada produk kerupuk rambak "DWIJOYO".
Selain itu diperoleh probabilitas untuk variabel promosi sebesar 0.009
dibandingkan dengan signifikansi 5 % sehingga tampak bahwa 0.009 < 0.05.
Artinya secara parsial variabel promosi mempunyai pengaruh terhadap keputusan
pembelian. Sedangkan untuk nilai thitung dari variabel promosi sebesar 2.266
adalah > dari nilai ttabel sebesar 1.98. Dengan demikian hipotesis yang
berbunyi ada pengaruh yang positif dan signifikan ( nyata ) dari promosi
terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO" di Desa
Penanggulan Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal diterima.
Selain
itu perlu juga dicari besarnya hubungan secara parsial antara kualitas produk
dan promosi terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO" di
Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal, dimana diketahui
koefisien korelasi ( r ) untuk variabel kualitas produk sebesar 0.324 dan untuk
variabel promosi sebesar 0.124 Maka besarnya koefisien determinasi secara
parsialnya ( r2 ) masing-masing untuk variabel kualitas produk sebesar 0.316 (
31.6 % ) dan untuk variabel promosi sebesar 0.128 ( 12.8 % ). Hal ini berarti
bahwa secara parsial faktor kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan
pembelian sebesar 31.6 %. Sedangkan faktor promosi berpengaruh terhadap
keputusan pembelian sebesar 12.8 %.
VII.
Hasil penelitian
Dari
penelitian tersebut dapat diketahui bahwa hipotesis yang diangkat atas dasar
teori-teori yang digunakan disebutkan bahwa faktor kualitas produk dan promosi
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan ( nyata ) terhadap faktor
keputusan pembelian, dalam penelitian ini yaitu keputusan pembelian kerupuk
rambak "DWIJOYO" di Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon Kabupaten
Kendal.
Jadi
jika kualitas produk terjamin dan melakukan promosi yang baik maka konsumen
akan tertarik untuk membeli sehingga tingkat penjualan meningkat maka keputusan
pembelian kerupuk rambak “DWIJOYO” tinggi. Namun sebaliknya jika kualitas
produk tidak terjamin dan tidak melakukan kegiatan promosi yang baik maka
tingkat keputusan pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO" akan cenderung
rendah atau kurang. Hal itu terjadi karena kualitas produk merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi konsumen untuk memutuskan pembelian.
Kualitas
produk juga dapat dijadikan sebagai dorongan seorang konsumen untuk melakukan
tindakan pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO". Sebelum mengambil
keputusan untuk membeli, konsumen akan melihat apakah produk tersebut
berkualitas, pelayanan yang diberikan dapat memuaskan konsumen, produk kerupuk
yang rasanya enak, gurih, kerenyahan yang tahan lama, pengemasan yang baik dan
merek yang sudah terkenal. Perusahaan yang dapat mempertahankan kualitas produk
akan dapat bersaing dipasaran, mempunyai pelanggan yang loyal dan dapat
meningkatkan volume penjualan produk.
Dalam
penelitian Endar Sugiyono menyatakan bahwa, kualitas produk yang tinggi
semata-mata belum dapat menjamin kelancaran penjualan dan meningkatkan volume
penjualan. Oleh karena itu harus didasari bahwa promosi merupakan faktor
penting dalam mewujudkan tujuan penjualan suatu perusahaan. Karena dengan
promosi orang akan tahu tentang keunggulan produk yang ditawarkan ( Endar
Sugiyono, 2004 : 27 ).
Promosi
merupakan suatu alat yang digunakan dalam menjalankan program pemasaran.
Promosi adalah kegiatan untuk memperkenalkan kebaikan, manfaat tambahan, harga
yang murah dan sebagainya kepada konsumen dan calon konsumen ( Swasta dan
Irawan, 1990 : 394 ).
Tujuan
promosi adalah memberikan informasi yang memperkuat kesadaran dan pengetahuan
tentang produk atau jasa yang dipasarkan, untuk mendorong terjadinya
peningkatan permintaan akan suatu produk dari konsumen, menambah keuntungan
bagi perusahaan karena produkya disukai konsumen sehinga volume pejualan
meningkat, perusahaan dapat melakukan deferiensiasi produk karena keuntungan
meningkat, dapat menstabilkan volume penjualan. Selain itu, promosi juga
berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan kesukaan konsumen dalam memilih produk
suatu perusahaan, serta untuk memotivasi konsumen untuk mengambil tindakan
positif yaitu melakukan keputusan pembelian terhadap produk yang
ditawarkan.
Dari
hasil penelitian yang dilakukan didapat bahwa variabel kualitas produk dan
variabel promosi mempunyai pengaruh terhadap variabel keputusan pembelian. Hal
ini bisa diketahui dari uji yang dilakukan baik secara simultan maupun secara
parsial dari tiap variabel yang mempengaruhi. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa adanya kesesuaian atau kecocokan dengan teori bahwa keputusan
pembelian dapat dipengaruhi oleh faktor kualitas produk dan faktor promosi,
walaupun hasil dari penelitian menunjukkan besarnya atau sumbangsih faktor
kualitas produk dan faktor promosi termasuk dalam tingkatan yang rendah.
Secara
parsial variabel kualitas produk mempunyai pengaruh yang signifikan ( nyata )
sebesar 0.001 sehingga bila terjadi perubahan pada variabel ini akan
mempengaruhi variabel keputusan pembelian. Untuk dapat meningkatkan keputusan
pembelian melalui variabel kualitas produk dapat dilakukan dengan tetap
mempertahankan kualitas produk, memberikan pelayanan yang dapat memuaskan
konsumen, mempertahankan rasa dari produk, melakukan pengemasan yang baik, dan
tidak mengganti nama atau merek produk yang sudah dikenal konsumen. Hal-hal
diatas merupakan beberapa alternatif yang bisa ditempuh.
Variabel
promosi secara parsial juga mempunyai pengaruh yang sinifikan ( nyata ) sebesar
0.009 sehingga bila terjadi perubahan pada variabel ini akan mempengaruhi
variabel keputusan pembelian. Untuk dapat meningkatkan keputusan pembelian
melalui variabel promosi dapat dilakukan dengan cara lebih meningkatkan
kegiatan promosi yang saat ini dilakukan maupun dengan melaksanakan
terobosan-terobosan baru kaitannya dengan maksud agar calon konsumen lebih
mengenal produk tersebut dan akhirnya mereka membeli kemudian menjadi pelanggan
tetap. Selain itu untuk menjaga agar pelanggan tetap loyal, maka perusahaan
harus tetap mempertahankan kualitas produk agar produk yang dihasilkan tersebut
tetap menjadi pilihan bagi konsumen. Usaha mempertahankan kualitas tersebut
dapat dilakukan dengan tetap mempergunakan bahan baku yang berkualitas dan
peningkatan alat-alat produksi yang lebih baik dan bersih.
VIII.
Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan
data dari uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1.
Ada pengaruh yang signifikan antara produk dan promosi terhadap keputusan
pembelian kerupuk rambak “DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon
Kabupaten Kendal.
2.
Besarnya pengaruh yang diberikan produk dan promosi terhadap keputusan
pembelian kerupuk rambak “DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon
Kabupaten Kendal sebesar 20.4%.
3.
Dari hasil ini membuktikan bahwa faktor produk dan promosi berpengaruh terhadap
keputusan pembelian kerupuk rambak “DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kecamatan
Pegandon Kabupaten Kendal. Namun tidak hanya produk dan promosi saja yang
dijadikan sebagai pertimbangan konsumen dalam membeli barang tetapi juga
ditentukan oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.
Saran
Dari
hasil penelitian yang telah dilaksanakan menyampaikan saran-saran sebagai
berikut:
1.
Bagi Konsumen
Sebelum
memilih produk kerupuk rambak yang akan dibeli hendaknya konsumen lebih teliti
dalam hal kualitas karena kualitas merupakan jaminan bahwa produk itu baik dan
layak untuk dikonsumsi.
2.
Bagi Produsen
o
Untuk tetap mempertahankan kualitas produk, sebaiknya produsen memberikan
pelayanan yang dapat memuaskan konsumen, mempertahankan rasa dari produk,
melakukan pengemasan yang baik, dan tidak mengganti nama atau merek produk yang
sudah dikenal konsumen. Hal-hal diatas merupakan beberapa alternatif yang bisa
ditempuh.
o
Produsen diharapkan lebih meningkatkan kegiatan-kegiatjan dalam berpromosi yang
pada saat ini dilakukan maupun dengan melakukan terobosan-terobosan baru.
Kaitannya dengan semakin mengenalkan produk kepada kosumen dengan maksud agar
konsumen lebih mengenal produk tersebut dan akhirnya mereka membeli kemudian
menjadi pelangan tetap. Selain itu untuk menjaga agar pelanggan tetap loyal,
maka produsen harus tetap mempertahankan kualitas produk agar produk yang
dihasilkan tersebut tetap menjadi pilihan bagi konsumen. Usaha mempertahankan
kualitas tersebut dapat dilakukan dengan tetap mempergunakan bahan baku yang
berkualitas dan peningkatan alat-alat produksi yang lebih baik dan bersih
IX.
Daftar
Pustaka
http://brianmuntu.blogspot.com/2013/01/jurnal-ekonomi-manajemen.html
Rabu, 12 Maret 2014
TUGAS SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2
PENGERTIAN DAN ANALISIS PENALARAN DEDUKTIF
NAMA : INDIRA SARI HANANTO
NPM : 13211582
KELAS : 3EA25
Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2
NPM : 13211582
KELAS : 3EA25
Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari
pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep
dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan
terbentukproposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah
proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah
proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang
disebut menalar.Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar
penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya
disebut dengan konklusi (consequence).Hubungan antara premis dan
konklusi disebut konsekuensi.
PENALARAN DEDUKTIF adalah Penalaran yang bertolak dari
sebuah konklusi/kesimpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan
yang lebih umum.Dalam penalaran deduktif terdapat premis. Yaitu
proposisi tempat menarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan secara
deduktif dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Penarikan
secara langsung ditarik dari satu premis.
Penarikan tidak langsung ditarik dari dua premis. Premis
pertama adalah premis yang bersifat umum sedangkan premis kedua adalah
yang bersifat khusus. Jenis penalaran deduksi yang menarik kesimpulan
secara tidak langsung yaitu
a. Silogisme Kategorial;
b. Silogisme Hipotesis;
c. Silogisme Akternatif;
d. Entimen.
a. Silogisme Kategorial;
b. Silogisme Hipotesis;
c. Silogisme Akternatif;
d. Entimen.
A. Silogisme Kategorial
Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus :Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus :Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
B. Silogisme Hipotesis
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh :
o My : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan. Mn : Air tidak ada.
K : Jadi, Manusia akan kehausan.
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh :
o My : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan. Mn : Air tidak ada.
K : Jadi, Manusia akan kehausan.
o My : Jika tidak ada udara, makhluk hidup akan mati.
Mn : Makhluk hidup itu mati.
K : Makhluk hidup itu tidak mendapat udara.
Mn : Makhluk hidup itu mati.
K : Makhluk hidup itu tidak mendapat udara.
C. Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh
My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Mn : Nenek Sumi berada di Bandung.
K : Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh
My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Mn : Nenek Sumi berada di Bandung.
K : Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Mn : Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
K : Jadi, Nenek Sumi berada di Bandung.
Mn : Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
K : Jadi, Nenek Sumi berada di Bandung.
D. Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh entimen:
1) Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
2) Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh entimen:
1) Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
2) Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.
SUMBER:
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://www.google.com/url?sa=t&source=web&cd=6&ved=0CDMQFjAF&url=http%3A%2F%2Fsepitri.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F14524%2Fslide%2Bpenalaran.ppt&ei=amggU6S9KcuCrgfUpICQAw&usg=AFQjCNG7ymurNBJc-MPo22vELO-y9V1nyg
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://www.google.com/url?sa=t&source=web&cd=6&ved=0CDMQFjAF&url=http%3A%2F%2Fsepitri.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F14524%2Fslide%2Bpenalaran.ppt&ei=amggU6S9KcuCrgfUpICQAw&usg=AFQjCNG7ymurNBJc-MPo22vELO-y9V1nyg
Langganan:
Postingan (Atom)